Digertak malam
Malam ke tujuh puluh lima
kamu kembali.
Namun dengan isi hati yang sudah tak bersisa
bahkan dapat kulihat, telah mati
Sungguh aku bersorak —pikirku rindu akhirnya terbalas
namun nyatanya aku malah terkoyak
Dirajam frasa
tak mematikan, namun amat sangat cukup membuatku tersayat.
Selamat!
Kamu berhasil menoreh luka kembali.
Dan kupastikan ini adalah kali terakhir.
Tujuh puluh lima malamku tersiksa.
Dan menjelang dua puluh empat purnama, dari awal semuanya sia-sia.
—MartabakManis
Jika kau baca, kau akan tahu, bahwa ini kutulis untukmu.
Jangan pernah kembali.
Aku bersungguh-sungguh untuk kali ini.
kamu kembali.
Namun dengan isi hati yang sudah tak bersisa
bahkan dapat kulihat, telah mati
Sungguh aku bersorak —pikirku rindu akhirnya terbalas
namun nyatanya aku malah terkoyak
Dirajam frasa
tak mematikan, namun amat sangat cukup membuatku tersayat.
Selamat!
Kamu berhasil menoreh luka kembali.
Dan kupastikan ini adalah kali terakhir.
Tujuh puluh lima malamku tersiksa.
Dan menjelang dua puluh empat purnama, dari awal semuanya sia-sia.
—MartabakManis
Jika kau baca, kau akan tahu, bahwa ini kutulis untukmu.
Jangan pernah kembali.
Aku bersungguh-sungguh untuk kali ini.
Komentar
Posting Komentar