Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Menepis Luka

Tetaplah seperti ini, sederhana dan apa adanya tak membual  dan janji kukuh kau tepati saling mengasihi dan berusaha tuk memahami. Aku suka, kau membuat cinta terasa begitu sederhana namun bahagia dan istimewa tuk dirasa sepanjang masa. Tak banyak asa yang kugantung sebenarnya, sebab lukaku masih menjelma menjadi trauma masih sulit tuk kuanggap yang lalu hanyalah angin lalu atau teman-teman bertutur 'yasudah saja, pelajaran bagimu' tapi aku tetap mencoba kulihat pun, kau selalu berusaha. Aku suka, kau membungkam sedikit demi sedikit teriakan sunyi keraguan dan tak gentar membebaskan pilu Alih-alih patah hati, aku lebih memilih tuk bersabar pada hati dan tak banyak menerka apa yang akan terjadi nanti. Kini semesta telah berbicara dan aku bersedia tuk berkelana. —MartabakManis

Digertak malam

Malam ke tujuh puluh lima kamu kembali. Namun dengan isi hati yang sudah tak bersisa bahkan dapat kulihat, telah mati Sungguh aku bersorak —pikirku rindu akhirnya terbalas namun nyatanya aku malah terkoyak Dirajam frasa tak mematikan, namun amat sangat cukup membuatku tersayat. Selamat! Kamu berhasil menoreh luka kembali. Dan kupastikan ini adalah kali terakhir. Tujuh puluh lima malamku tersiksa. Dan menjelang dua puluh empat purnama, dari awal semuanya sia-sia. —MartabakManis Jika kau baca, kau akan tahu, bahwa ini kutulis untukmu. Jangan pernah kembali. Aku bersungguh-sungguh untuk kali ini.